Monday, August 18, 2014

Sulawesi Trip Lebaran 2014

Lebaran tahun 2014 ini kami sekeluarga pulang kampung ke tanah kelahiran suami di Sulawesi Selatan. Kami berangkat dari Jakarta hari Sabtu tanggal 26 Juli 2014 dengan penerbangan terakhir dan sampai di Makassar jam 23.45 WITA.

Dari Bandara Hasannudin Makassar, kami langsung cap cus menuju Pare-Pare. Di Pare Pare ada rumah orang tua suami dan disana tinggal pula sanak keluarga. Kami tiba di Parepare kurang lebih jam setengah 4 pagi, langsung ditawari makan sahur. Karena sebelum berangkat saya sudah makan ayam 2 potong plus makanan di pesawat, akhirnya sahurnya pun cuma minum air putih dan langsung tidur.
Pare-Pare merupakan sebuah kota di pinggir pantai dengan kontur perbukitan. Pare-Pare juga merupakan kota pelabuhan. Jadi sangat menyenangkan berada di sini. Kalau ingin ke pantai tinggal jalan kaki, kalau ingin ke bukit juga dekat. 


Karena tidak sabar pantai, siang harinya kami jalan kaki ke pantai. Cuaca memang sangat panas, apalagi ketika itu masih puasa hari terakhir, tapi Amira dan Bianca senang sekali lihat pantai. Saya juga senang sih, hehehe. Kami foto-foto di pinggir pantai dan baru tahu ada taman baru di sana yang namanya Taman Mattirotasi, kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Dua tahun yang lalu ketika kami kesini taman ini belum ada.

                                          
Sudah puas jalan2 di pinggir pantai, kami carikan anak2 makan. Setelah itu baru kembali lg ke rumah.
Malam harinya ada acara pawai mobil dalam rangka takbiran malam lebaran. Suasana malam takbiran di Pare-Pare sangat meriah.
Hari lebarannya, setelah shalat ied kami main ke rumah kakak. Rumahnya agak naik ke atas bukit, jadi kami sempat foto-foto di atas bukit yang pemandangannya menghadap ke laut. Kebetulan dari jauh telihat ada beberapa kapal yang sedang merapat di dekat pantai.
Kalau di Pare-Pare dan mungkin keluarga Bugis lainnya, makanan khas pas lebaran itu buras. Hampir sama dengan ketupat tapi kalau buras dimasak dulu dengan air santan baru kemudian dikukus. Saya suka sekali makan buras dicampur daging oseng-oseng.
Sore harinya baru kami ke makam mertua saya.
Hari kedua lebaran kami pergi bersilaturahmi ke Polewali yg memakan waktu kurang lebih 2,5 jam perjalanan darat. Sampai di Polewali saya dan anak-anak menyempatkan diri berfoto di pinggir pantai dan di tugu yang bertuliskan Polewali.
Hari selanjutnya kami memutuskan untuk "piknik" ke Pulau Dutungan. Perjalan dari pare pare ke tempat objek wisata tidak terlalu lama lurang lebih 30 menit kami sudah sampai. Setelah memarkirkan mobil, kami serombongan menyewa kapal untuk menyeberNg ke pulau yang tarifnya Rp.30.000 per orang. Lumayan murah ya. Pemandangan alam di pulau dutungan sangat indah, perpaduan antara pantai yg biru, bukit yang menghijau dikejauhan dan pasir putih. Sayangnya pasir di pulau ini banyak terdapat serpihan karang. Jadinya ya kaki kami kena korbannya. Kalau luka di kaki saya tdk terlalu banyak, tapi klo tidak hati2 bisa tergores dan perih. Sebaikya persiapan ke pulau ini bawa bekal makan yang banyak dan jangan lupa bawa tikar. Karena ketika kami datang ke sana pondokannya penuh, jadi kami menggelar bawaan kami di pinggir pantai.

0 comments:

Post a Comment